Selasa, 01 Maret 2011

Menurut Poernomo, tidak ada tanda-tanda gejawa awal penderita kanker serviks, namun pada stadium lanjutnya gejala tampak seperti keputihan, pendarahan berwarana hitam, pendarahan sehabis berhubungan badan dengan suami, rasa nyeri pada bagian vagina.

"Setiap perempuan berisiko terkena kanker serviks tanpa kecuali. Kanker serviks terjadi di mana sel normal di serviks (leher rahim) berubah menjadi sel kanker disebabkan oleh Virus Human Papilloma (HPV) yang bersifat onkogenik (penyebab kanker)," katanya.

Sedangkan, faktor pendukung kanker serviks, perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, merokok, penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka panjang, terlalu sering hamil, dan infeksi menular seksual.

Lebih lanjut Poernomo mengatakan, kondisi yang ada saat ini cukup memprihatinkan. Di dunia, setiap 2 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks. Di Indonesia diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit ini.

"Kanker serviks merupakan pembunuh perempuan Indonesia nomor 1, maka dari itu cegah sekarang juga sebelum terlambat," katanya.

Berdasarkan data yang ada, jumlah penderita kanker serviks di Indonesia mencapai 200 ribu orang. "Selain itu, diperkirakan sebanyak 52 juta dari 115 juta penduduk Indonesia memiliki resiko tinggi untuk terkena penyakit kanker serviks," demikian fakta yang diungkapkan Poernomo di hadapan para peserta seminar.

Sementara itu, Head of Marketing Development Dept, Imam Supriyadi menjelaskan, seminar ini diadakan sesuai dengan komitmen CNI untuk mendorong terciptanya masyarakat yang sehat dan mendapatkan hidup yang berkualitas.

"CNI sejak awal berdiri 24 tahun yang lalu, memberikan perhatian besar pada peningkatan kualitas hidup masyarakat khususnya kesehatan. Dengan menghadirkan pembicara yang kompeten dan kredibel seperti dr Poernomo, kami berharap upaya CNI ini mampu meningkatkan kewaspadaan kaum perempuan akan bahaya kanker serviks," ujar Imam.(*)


upaya pencegahan kanker serviks dengan vaksin